Jumat, 06 Februari 2015

smart city

Sebuah kota pintar (juga cerdas kota) menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan, untuk mengurangi biaya dan konsumsi sumber daya, dan untuk terlibat lebih efektif dan aktif dengan warganya. Sektor kunci 'pintar' termasuk transportasi, energi, kesehatan, air dan limbah. Sebuah kota yang cerdas harus mampu merespon lebih cepat untuk kota dan tantangan global dari satu dengan 'transaksional' hubungan sederhana dengan warganya. [N 1] Istilah lain yang telah digunakan untuk konsep serupa termasuk 'cyberville,' kota digital '', 'masyarakat elektronik', 'flexicity', 'informasi kota', 'kota pintar', 'berbasis pengetahuan kota,' MESH kota ',' telecity, 'teletopia' ',' kota Ubiquitous ',' kota kabel '.

Bunga di kota-kota pintar dimotivasi oleh tantangan utama, termasuk perubahan iklim, restrukturisasi ekonomi, pindah ke ritel online dan hiburan, populasi penuaan, dan tekanan pada keuangan publik. [N 2] Uni Eropa (UE) telah mengabdikan upaya terus-menerus untuk merancang strategi untuk mencapai 'pintar' pertumbuhan perkotaan untuk metropolitan kota-daerah tersebut. [n 3] [2] Arup memperkirakan bahwa pasar global untuk layanan perkotaan yang cerdas akan $ 400.000.000.000 per tahun pada tahun 2020. [n 4] Terutama 'pintar' kota termasuk Chicago, Boston, Barcelona dan Stockholm. [n 5]


sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Smart_city

Tidak ada komentar:

Posting Komentar